Sabtu, Desember 22, 2007

Kredit Motor Online - Beli Motor Lebih Gampang

Lalu lintas Jakarta yang macet dan kesibukan masyarakat membuat pebisnis motor makin kreatif. Mau beli motor pun nggak perlu pusing berkunjung ke dealer. Bisa-bisa malah tambah pusing apalagi kalau unitnya belum tentu ada.

Kini banyak web atau iklan menawarkan kredit melalui internet. Lebih gampang dan mudah buat konsumen. Ada web yang dibikin dealer tapi ada juga yang dibikin lembaga independen, istilah kerennya marketing online. Ini pun ada yang pribadi ada juga yang dibikin lembaga.

“Web seperti ini dibangun untuk mempermudah konsumen memilih motor. Kondisi jalanan yang macet, sering bikin orang malas mengunjungi dealer. Selain itu juga meluaskan penjualan dealer,” buka Adityan, supervisor marketing online KreditMotor.com.

Di KreditMotor.com, konsumen bisa memilih dulu motor dari gambar. “Ditanggung harga sama dengan di dealer. Nggak perlu ke showroom, yang belum tentu unitnya ada. Bisa cek dulu di sini,” tambah Adit panggilannya.

Harga semua merek tercantum, dan bisa disesuaikan dengan kemampuan mencicil. Tapi untuk saat ini merek yang tersedia hanya merek Jepang dan motor built-up. “Untuk pengiriman unit, kita bekerjasama dengan dealer. Jadi harganya sama dengan dealer. Di sini menganut sistem insentif dari dealer, aturannya sama dengan dealer,” terang Adit.

Kalau cocok bisa langsung mengisi aplikasi. Semua aplikasi disediakan secara online baik melalui leasing maupun cash. Leasing bisa pilih. “Kalau sudah pernah pakai leasing, prosesnya lebih cepat. Tanpa proses survey, karena data pembeli masih tersimpan di leasing lengkap dengan record-nya. Setelah aplikasi kredit disetujui, motor bisa langsung dikirim.

Down Payment (DP) baru dibayarkan setelah motor diterima. “Jadi DP langsung diserahkan kepada dealer,” lanjut Adit. Lain lagi dengan cash. Setelah mengisi aplikasi pembelian di website, wajib mengirim lewat faksimile fotokopi KTP dan alamat lengkap tempat pengiriman motor. “Ini untuk menjaga keamanan pengiriman motor,” tutup Adit.

Reporter : Tining Syamsuriah
Fotografer :

Link Berita : http://www.motorplus-online.com/articles.asp?id=11676

Selasa, Desember 18, 2007

HEBOH PROMO AKHIR TAHUN DARI SUZUKI

PROMO AKHIR TAHUN DARI SUZUKI

Khusus pembelian kredit untuk tipe :
- Suzuki Smash 110 (velg jari-jari)
- Suzuki Smash SR (velg racing)
- Suzuki Smash NR (velg racing)
Mendapat discount 2 Juta dari DP, minimal DP Rp. 2.750.000 jadi hanya cukup bayar DP Rp. 750.000
Buruan sebelum terlambat ....Jangan lewatkan kesempatan ini !!!
Periode 15 S/d 31 Desember 2007

Jumat, Desember 07, 2007

SPBU Dibagi Tiga Jenis

Kamis, 06 Des 2007

SPBU Dibagi Tiga Jenis

JAKARTA - Mulai tahun depan, konsumen harus jeli jika masuk pom bensin. Bersamaan dengan penerapan kebijakan pengurangan premium bersubsidi, pemerintah akan mendesain ulang jenis BBM yang dijual SPBU.

Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso menjelaskan, nanti ada tiga jenis pom bensin, yakni pom bensin yang hanya menjual premium oktan 88 (premium bersubsidi yang sekarang dijual di semua SPBU), hanya menjual premium oktan 90 (BBM baru), dan menjual keduanya. "Pemerintah akan membatasi pom bensin di wilayah tertentu yang boleh menjual premium oktan 88 yang kini disubsidi," jelasnya kemarin.

Pom bensin yang berada di jalan protokol, perumahan elite, dan jalan tol tidak lagi menjual premium oktan 88, tapi hanya menjual premium oktan 90. Pom bensin lain tetap menjual premium oktan 88 atau menjual keduanya, oktan 88 dan oktan 90.

Luluk yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh karawitan itu menegaskan, prinsip program pembatasan premium bersubsidi adalah keadilan. "Artinya, masyarakat yang tergolong mampu diarahkan membeli premium oktan 90 yang lebih mahal, sedangkan yang tidak mampu boleh membeli oktan 88 (premium bersubsidi)," tegasnya. Dengan tidak ada pemaksaan terhadap konsumen premium tersebut, pemerintah berharap tidak timbul gejolak sosial saat program dilaksanakan.

Luluk juga mengatakan, premium oktan 90 masih akan mendapatkan subsidi. Namun, jumlahnya kecil dan tetap. Dengan mekanisme subsidi tetap, harga premium oktan 90 akan berubah-ubah mengikuti harga pasar. Kalau harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) mencapai USD 82 per barel, harga premium oktan 90 berkisar Rp 6.750 per liter. "Pemerintah akan menentukan formula subsidinya, sedangkan penentuan harga bisa dilakukan pemerintah atau Pertamina," jelasnya. Luluk juga menambahkan, perusahaan seperti Shell atau Petronas bisa saja menjual premium oktan 90, namun tidak akan mendapatkan subsidi.

Saat dikonfirmasi, Deputi Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Hanung Budya mengatakan, Pertamina juga mengajukan usul tiga harga premium bersubsidi oktan 90 yang disesuaikan dengan perkiraan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada 2008.

Kisaran harga yang ditawarkan Rp 5.500 sampai Rp 7.400 per liter. Subsidi pemerintah untuk premium oktan 90 diusulkan tetap, yaitu Rp 500 per liter. Untuk ICP USD 70 per barel, Pertamina memperhitungkan harga pasar premium oktan 88 Rp 5.600 per liter, harga pasar premium oktan 90 Rp 5.900 per liter sehingga harga jual premium oktan 90 yang diajukan adalah Rp 5.500. Pada ICP USD 80 per barel, Pertamina mengajukan harga premium oktan 90 Rp 6.200 per liter dengan patokan harga pasar premium oktan 88 Rp 6.600 per liter, sedangkan harga pasar premium oktan 90 Rp 6.600 per liter.

Pada ICP USD 90 per barrel, Pertamina mengajukan harga premium oktan 90 Rp 7.100 per liter dengan perkiraan harga pasar premium oktan 88 Rp 7.300 dan harga pasar premium oktan 90 Rp 7.400 per liter. "Namun, usul itu baru dibahas di internal Pertamina dan belum diajukan ke pemerintah," ujar Hanung.

Dalam usul Pertamina juga disebutkan pengalihan pemakaian premium bersubsidi oktan 88 ke oktan 90 dilakukan bertahap mulai tahun 2008 sampai 2010. Tahun 2008, Pertamina mengusulkan pengalihan premium dilakukan di DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Batam, dan Bali. Tahun 2009, pengalihan ditargetkan sudah dilakukan di seluruh Jawa dan tahun 2010 mencapai Sumatera dan Kalimantan.

Selain faktor jumlah pemakaian, Pertamina mempertimbangkan kesiapan infrastruktur tangki timbun dan tempat pengisian. Di Jabodetabek, Pertamina akan menghilangkan premium oktan 88 di 20 ruas jalan tol. Kawasan perumahan elite, seperti Pondok Indah, Kelapa Gading, Bumi Serpong Damai, dan Menteng, menjadi target pengalihan.

Pada kesempatan terpisah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menjamin, meskipun Premium oktan 90 diluncurkan, pemerintah menjamin tidak akan menaikan harga premium bersubsidi. "Sampai akhir pemerintahan SBY, tidak ada kenaikan harga premium," ujar Paskah setelah memberikan paparan dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi 2007 di Jakarta Convention Centre (JCC) kemarin (5/12).

Saat ini, jelas Paskah, beban subsidi BBM di luar listrik yang ditanggung pemerintah Rp 60 triliun. Ditambah listrik, jumlahnya naik menjadi Rp 87 triliun. Itu didasarkan pada asumsi harga minyak per barel USD 60. Harga seliter premium di pasar dunia saat ini, jika dirupiahkan, adalah Rp 6.500, sedangkan harga premium di Indonesia Rp 4500. Berarti pemerintah mensubsidi konsumen Rp 2.000.

Kalau subsidi tetap dipaksakan, Paskah memprediksi, uang negara yang bakal dikucurkan itu bisa membengkak sampai Rp 150 triliun hingga Rp 160 triliun. "Itu angka yang fantastis, hampir seperempat nilai APBN," tambah Paskah.

Pembatasan pemakaian premiun, jelas Paskah, akan dilakukan secara bertahap mulai dari Jabodetabek yang mengonsumsi 5 juta kiloliter premium, mendominasi pemakaian premium di Indonesia sebanyak 17 juta kiloliter. Diharapkan Rp 6 triliun uang negara dihemat dari tahap coba-coba di Jabodetabek mulai awal 2008.

Menurut Paskah, pihaknya sedang menelaah operasionalisasi kebijakan tersebut. "Pasti ada dampak. Bisa saja orang beramai-ramai ngantre," ujar Paskah. Penolakan masyarakat dengan cara beramai-ramai turun ke jalan pun tak mustahil terjadi.

Jika program substitusi premium berhasil, Paskah mengungkapkan kebijakan serupa akan diberlakukan pada solar maupun kerosene. (ein/kim

Sumber Berita : Indo Pos Online
Link Berita : http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=9655

Selasa, Desember 04, 2007

Beli Motor Sekarang !

Kenaikan Harga Motor Baru

Jangan tunda lagi kalau ada niat beli motor baru sampai akhir tahun ini. Dipastikan nyesel! Sebab, harga diprediksi bakal naik. Kenaikannya antara Rp 300-600 ribu. Itu belum ditambah lagi Bea Balik Nama yang diperkirakan juga ikutan naik.

Kenaikan harga motor baru merupakan dampak kenaikan harga minyak mentah. Sekarang aja sudah di atas 90 US Dollar per barrel. Kenaikan dianggap melebihi perkiraan sebelumnya. Yakni 70 US Dollar per barrel.

Hitungan begini, semua keperluan operasional seperti listrik dan transportasi jadi ikutan melonjak. “Kalau itu terjadi, seperti tahun lalu kenaikan bisa Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu, bergantung model,” jelas Dyonisius Beti, Vice President, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).

Apalagi untuk komponen impor. Sebab, menyangkut biaya transportasi menuju pabrik. “Secara keseluruhan kami masih wait and see. Kenaikan akan berdampak buruk sama produsen,” beber Darmawan Edi Tjahyono, Marketing Manager, PT Indomobil Niaga International (IMNI).

Kemungkinan besar dampaknya ke barang yang dibuat dari bahan baku plastik. Bahan bakar industri yang harganya tak dapat keringangan dari pemerintah, melonjak antara 2,9 persen sampai 6,4 persen sejak 1 November 2007.

“Komponen yang dicat ada kenaikannya. Sisanya bisa juga naik karena genset mengandalkan bahan bakar industri yang tidak bersubsidi,” ujar Freddyanto Basuki, Promotion Manager, PT Kawasaki Motor Indonesia.

Jadi, sebelum harga naik pastikan dari sekarang motor baru yang mau dibeli.


TAMBAH 5 PERSEN

Kenaikan di akhir 2007 dan awal 2008 nanti akan ditambah biaya pajak on the road. Seperti biasanya Bea Balik Nama (BBN) tiap tahun naik minimal 5 persen.

Tentunya, BBN sendiri urusan Pemerintah Daerah (Pemda). Salah satunya dari BBN-lah Pemda dapat dana pembangunan. “Diharapkan enggak semua Pemda menaikan BBN. Karena akan memperberat konsumen,” ungkap Dyonisius Beti.

Sumber : Motorplus-Online
Link Berita : http://www.motorplus-online.com/articles.asp?id=11551